IRONI PELAYANAN KESEHATAN

IRONI PELAYANAN KESEHATAN
LOMBA MENULIS BLOG FPKR

Minggu, 14 Juli 2013

WARA'NYA ABU BAKAR ASH SHIDDIQ RADHIYALLAHU 'ANHU


WARA'NYA ABU BAKAR ASH SHIDDIQ RADHIYALLAHU 'ANHU

Sesungguhnya bukti ketakutan seorang mukmin yang bertaqwa itu adalah dia akan menghindari hal-hal yang akan membuat hijab antara dia dan Rabbnya. Dia tidak berani untuk bermaksiat kepada Allah dan lalai terhadap hak-haknya Allah Ta'ala. Dia akan berusaha semampunya untuk lari dari kemurkaan Allah menuju kasih sayangnya Allah Ta'ala.
Dan termasuk buah takutnya seorang mukmin itu adalah Allah jadikan dia memiliki sifat wara', yaitu menghindari diri dari dosa, dari yang haram maupun yang syubhat.

Sungguh betapa kita mencintai seorang sahabat Nabi yang paling utama yaitu Abu bakar ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu karena begitu banyaknya pengorbanannya dalam memperjuangkan dien ini sehingga tidak salah perkataan Al Hafizh Ibnu Katsir tentangnya :

“(Orang yang) paling mulia di antara para sahabat bahkan paling mulia di antara seluruh makhluk setelah para Nabi adalah Abu Bakar, kemudian setelahnya Umar bin Khaththab, kemudian Utsman bin Affan, dan kemudian Ali bin Abi Thalib.” (Al-Ba’itsul Hatsis, 183)

Salah satu kisah yang menggambarkan bagaimana sikap wara'nya Abu Bakar ash Shiddiq semoga bisa menjadi teladan bagi kita semua.

Zaid bin Arqam radiyallahu ‘anhu bercerita,

“Salah satu budak Abu Bakar radiyallahu ‘anhu pernah melakukan ghulul dan darinya ia membawa makanan kepada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar selesai makan, budak tersebut mengatakan, ‘Wahai Tuanku, biasanya setiap malam engkau bertanya kepadaku tentang setiap hasil usahaku, tetapi mengapa malam ini engkau tidak bertanya terlebih dahulu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Yang menyebabkan hal itu tidak lain adalah karena rasa lapar. Memangnya dari mana harta tersebut?’ Maka budak tersebut menceritakan usahanya. Serta-merta Abu Bakar menjawab, ‘Hampir saja engkau membunuhku.’ Lalu Abu Bakar memasukkan tangannya ke mulut dan berusaha memuntahkan setiap suapan makanan yang tertelan, tetapi usahanya tidak berhasil, kemudian dikatakan, ‘Sesungguhnya makanan itu tidak dapat keluar kecuali dengan air.’ Maka beliau meminta segelas air lalu meminumnya dan memuntahkannya hingga keluar semua makanan yang tadi beliau makan. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Engkau lakukan ini hanya karena ingin memuntahkan makanan yang telah engkau makan?’ Beliau menjawab, ‘Seandainya ia tidak keluar kecuali bila harus bersama jiwaku maka akan aku lakukan.”

(Lihat Shafwatush Shafwah 1/252, Hilyatul Auliya 1/31)

Semoga Allah meridhai Abu Bakar ash Shiddiq dan para sahabat radhiyallahu 'anhuma..

Semoga Ramadhan ini menjadikan sifat wara' kepada kita semua..
Allahumma Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar