IRONI PELAYANAN KESEHATAN

IRONI PELAYANAN KESEHATAN
LOMBA MENULIS BLOG FPKR

Jumat, 11 Oktober 2013

MUSLIM YANG TERTINGGAL


Semua tahu hidup ini kan berakhir, semua tahu suatu saat akan menghadap sang pencipta, semua tahu dunia hanya tempat mampir. Namun tak semua sadar akan aktivitasnya. Dunia begitu menggoda. Muslim tinggal KTP. KTP muslim namun salat tak pernah dilakukan, air wudhu tak pernah tersentuh, zakat diabaikan, puasa apalagi.
Adapula muslim tertinggal di almari. Almari didapati Al Quran, dilap saat berdebu, di simpan baik-baik, tak pernah dibaca apalagi diamalkan. Di sisi lain harta ditumpuk-tumpuknya. Emas permata dibelinya sampai penuh kotak perhiasan. Fakta lain, muslim tertinggal di salat. Tiap hari rajin salat, namun selesai salat lupa dari mengingat Allah, berdagang tak lagi tersentuh syariat Islam (mengurangi timbangan dan kecurangan lainnya), berhutang dengan riba, aurat tak ditutupnya, kebohongan menjadi aktivitas sehari-harinya, jauh dari sifat kejujuran.
Banyak kita jumpai para pecinta dunia. Agama hanya tempat singgah sementara, dunia menghiasi hidupnya, menghabiskan waktu-waktunya untuk yang fana. Sebuah kisah nyata  katakanlah Fulan namanya. Mulai pagi sampai malam bisnis aktivitasnya, adzan magrib berkumandang tak membuat dirinya merasa terpanggil akan merdunya suara muadzin. Hari Jumat di saat kaum adam menikmati nasihat khotib, tak membuatnya semangat untuk merapat. Aktivitas dari bangun tidur hingga tidur lagi hanyalah bisnis. Modal pinjaman bank, setiap bulan kena tarikan, berbunga lagi. Sungguh mengiris hati. Harta hasil bekerja untuk kemewahan diri dan keluarga, ini itu terbeli meski gak butuh sama sekali. Rugi oh sungguh merugi. Hidup hanya mencari materi, dibelanjakan untuk materi. Wow kasihan sekali, bagaimana dengan akhirat nanti?
Adalagi di kisah lain, hari-hari sibuk dengan kemaksiatan. Harta dapat dari hasil perampokan. Hasilnya melayang di perjudian dan minum-minuman yang diharamkan. Hari-harinya dipenuhi kemalasan. Aduh kawan sungguh merana ini insan.

Ah itulah ironis dari umat ini, muslim hanya tertinggal  di almari, KTP, atau di salat saja. Islam gak sampai memutajasad (mendarah daging) di dalam diri.
The Ghuroba, manusia asing begitu sedikit, hanya ada dalam hitungan nol koma sekian persen. Setiap langkah terpatri aturan Ilahi. Karena ia yakin suatu saat mati ada pertanggungjawaban diri kepada Sang Ilahi. Salat ia tunaikan, zakat, puasa, menjauhi diri dari kemaksiatan. Senantiasa menjaga diri dari kemakruhan apalagi keharaman. Sifat wara' menjadi hiasan. Indahnya kawan jika ini ada dalam diri insan.
Perintah Ilahi masukkan diri ke Islam secara kaffah, bukan setengah-setengah. bekerja wajib bagi lelaki tapi jangan lupa diri bahwa kita hanyalah hamba untuk senantiasa mengikatkan diri pada aturan Ilahi. Ridha Allah menanti. So pasti. Asal benar dan ikhlas di hati dalam beraksi.
Anna mujahidah Mumtazah

Kamis, 10 Oktober 2013

STOP KELUH KESAH

Sudah menjadi sifat dasar manusia berkeluh kesah sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang tetap mengerjakan shalatnya”(Al-Ma’ārij [70]: 19-22). Saat hujan turun mengeluh "hadew bajuku dan sepatuku basah". Saat panas menyengat "Kok panas banget sih, keringetan lagi". Itu contoh kecilnya. Ya, gitu deh mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Kapan sih bersyukur? Dikasih hujan mengeluh, dikasih panas mengeluh, emang maunya gimana atuh? hehe...
Teringat kisah Rasulullah saat beliau hendak makan, ternyata tiada makanan tersedia kecuali cuka. Coba deh bayangin jika kita lagi pulang dari aktivitas ngampus, atau sekolah atau pulang ngajar. Perut lagi lapar dan ternyata cuma ada cuka. Kemungkinn dan hampir pasti raut muka kita terlihat masam kayak HCl konsentrasi tinggi. Paling bagus cemberut, paling jeleknya banting-banting piring kali,,hehe nebak dot net. Namun yang dikata Rasul saat itu adalah "sebaik-baik makanan adalah cuka". hmm...wow banget deh. Yuk kita ngikut alias belajar seperti sikap Rasul.
Kata seorang motivator mengeluh itu bisa menguras energi lebih banyak daripada kita bekerja keras semisal mengelilingi alun-alun Bojonegoro 3 kali putaran. Percaya enggak percaya ya buktikan aja sendiri. peace!! Kalo dipikir2 mengeluh itu tak menyelesaikan masalah. SEPAKAT?? Mau tahu bukti? Okelah kita coba buktikan yach. Semisal hari ini kita mau kopdar ma kawan yang lama tak jumpa, eh tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Jika kita mengeluh, emang jalannya kan kembali mengering dan hujannya langsung reda? enggak kan? Nah loh, apa tuh gunanya mengeluh? gak ada guna sama sekali, bahkan jstru hanya akan menyakiti hati kita yang paling dalam. Namun jika dalam alam bawah sadar kita azzamkan tidak mengeluh, semuanya kan baik-baik saja. Saat hujan turun saat mau kopdar, hati kita mengatakan "alhamdulillah hujan turun, pasti makhluk Allah sangat membutuhkan air hujan ini, semoga hujan membawa berkah, bisa jadi batalnya pertemuan ku dengan kawan digantikan hari lain yang jauh lebih indah pertemuan tersebut". Dengan positif thinking kan membuat kita damai nan sejahtera. ya khan?? InsyaAllah..
Pernah kudapati cerita tentang someone, katakanlah si Fulan namanya. Fulan adalah seorang pengusaha top banget, saat itu sedang janjian meeting dengan pengusaha sukses. Karena suatu sebab ternyata dia gak bisa naik pesawat yang dikehendaki. Alhasil dia menggerutu, menyesal sejadi-jadinya. "Waduh, sial amat nih, rugi sekian milyar gue,oh bisnisku ". Beberapa waktu kemudian dia dapati kabar ternyata pesawat yang harusnya ia tumpangi mengalami kecelakan sehingga memakan korban. Seketika itu dia berucap "Untung aja gue gak jadi naik itu pesawat, coba kalo udah naik pesawat, bisa berabe gue". Nah loh, dari sini bisa kita simpulkan bahwa Allah memberikan yang terbaik buat kita, bukan yang kita inginkan. Jadi please deh jangan ada kata mengeluh.
Sudah saatnya membuang jauh sifat mengeluh. Sejauh masa lalu artinya tak pernah terulang kembali. Mengeluh itu tanda sedikit syukur. Tetaplah bersyukur dalam segala keadaan. Jika sedang susah, masih ada yang lebih susah di bawah kita. hidup indah tanpa berkeluh kesah.
Anna Mujahidah Mumtazah (Islam Bikin Pe De) 10 Oktober 2013 18.47 pm

Senin, 07 Oktober 2013

HINDARI MENCAMPURI URUSAN ORANG LAIN

Rasulullah bersabda, "Wujud kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang bukan urusannya." Begitu indah perangai baginda Rasulullah. Setiap apa yang di kata, apa yang dilakukan adalah kebenaran. Sungguh Rasulullah adalah hamba Allah yang maksum.

Manusia seperti kita tentulah memiliki kesalahan dan pasti tiada luput dari salah. Terkadang kita membuat orang di sekitar kita kesal dengan perkataan dan perbuatan kita. Tanpa sadar kita mencampuri urusannya. Sedangkan urusan tersebut tidaklah penting untuk kita ketahui. Sementara di sisi lain kita tidak menyukai jika mereka mencampuri urusan kita.

Sebagai contoh, ada orang sms kita sedangkan di samping ada teman
Seorang teman bertanya, "siapa yang sms?"
Kita jawab, "Si Fulanah"
Lalu dia bertanya lagi, "Ada apa kok sms kamu?"
Kita jawab, "Ada hal penting"
Dia bertanya lagi, "Ada apa sih, kasih tahu dunk?"
Kita jawab, "Ada sedikit masalah"
"O...gitu ya, kira2 masalah ini dan itu kali ya?"
dst......

Nah di balik jawaban kita yang seakan kita tak ingin orang lain mengetahuinya, namun teman kita cenderung mengorek alias pingin tahu banget.Jika kita berada pada posisi teman kita, alangkah baiknya kita tak perlu bertanya hingga dalam alias sampai detail.
Di lain kesempatan, saat kita ingin menolong teman kita yang lagi kena masalah alangkah baiknya pembicaraan tidak di depan umum yang akan membuat teman kita malu. Ajaklah ia ke tempat yang cocok atau di saat santai dan tidak diketahui banyak orang. Bertanya seperlunya lalu sampaikan padanya jika kita siap membantunya. Mungkin itu lebih ahsan daripada menghakimi di depan umum.

#inspirasi hasil baca buku Favoritku "Istamti' Bihayatika"
Bojonegoro, 7 oktober 2013 tepatnya pukul 20.04

Anna Mujahidah Mumtazah
@AnnaMujahidahmu

Jumat, 04 Oktober 2013

MUTIARA DI TENGAH LUMPUR


Ranjang Fir'aun dan Ranjang Rasul

Tadabbur surat At Tahrim ayat 10-11:

Kadang-kadang kita menjadikan lingkungan sebagai alasan yang menghalangi kita untuk mendapat hidayah dan berbuat kebaikan serta menjadi orang baik.

Sementara istana, bahkan ranjangnya Fir'aun menghasilkan seorang perempuan yang menjadi salah seorang dari empat wanita utama yang mencapai kesempurnaan. Bahkan dialah perempuan pertama yang sampai kepada derajat sempurna.

Rasulullah bersabda: "Banyak di antara laki-laki yang sampai kepada kesempurnaan, dan tidak ada yang sampai kepada kesempurnaan dari perempuan kecuali Asiah istri Fir'aun, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid...."

Rasulullah juga bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

"Perempuan ahli surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiah binti Mazahim istri Fir'aun".

Asiah istri Fir'aun menjadi perempuan percontohan yang menjadi tauladan bagi seluruh perempuan sepanjang zaman. Bahkan juga tauladan bagi laki-laki dalam keteguhan iman.

Allah berfirman dalam surat At Tahrim 11:

"Dan Allah membuat istri Fir'aun percontohan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim".

Di samping itu ada lagi seorang perempuan tauladan dalam keteguhan iman keluaran istana Fir'aun, yaitu Masyithah (tukang sisir rambut putri Fir'aun), yang digoreng oleh Fir'aun bersama seluruh keluarganya. Yang kuburannya mengeluarkan bau harum dan kecium oleh Rasulullah wanginya di malam Isra' dan Mi'raj.

Masih ada lagi tauladan bagi laki-laki keluaran istana Fir'aun, bahkan masih tergolong keluarganya. Kebengisan dan zalimnya Fir'aun tidak menghalanginya untuk memperoleh hidayah dari Allah.

Allah berfirman dalm surat Ghafir 28:

"Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah? Padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang yang pendusta maka dialah yang menanggung dosa dusta itu, dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian bencana yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu...."

Dari kenyataan ini, tidak ada alasan bagi kita untuk menyalahkan lingkungan untuk tidak berbuat baik dan menjadi orang baik. Betapa beratnya lingkungan yang dihadapi oleh orang-orang yang sudah diabadikan oleh al Qur'an tentang keteguhan imannya. Karena itulah mereka pantas menjadi tauladan bagi umat manusia yang datang sesudahnya.

Hidayah Allah adalah sesuatu yang sangat misterius, yang akan diberikan-Nya kepada siapa saja yang menginginkannya. Dia tidak bisa dihalangi oleh kokohnya tembok istana, jeruji besi penjara, bahkan kobaran api dan siksaan yang menyakitkan. Sebaliknya, dia juga tidak terjamin akan masuk ke dalam hati sekalipun berada pada lingkungan terbaik dan hidup berdampingan dengan orang-orang baik.

Istri Nabi Nuh dan Nabi Luth, tidak mendapatkan hidayah sekalipun seranjang dengan manusia utama. Anak Nabi Nuh juga durhaka sekalipun dididik oleh seorang Rasul Ulul 'Azmi. Abu Thalib paman Rasulullah yang baik tidak juga mendapat hidayah sekalipun selalu mendampingi beliau dalam berdakwah.

Makanya kita tidak perlu heran bila ada di antara jebolan Mesir dan Arab Saudi menjadi penghalang kemajuan Islam. Suka mempermainkan dan memperolok-olokkan agama. Bahkan memerangi dakwah kebenaran serta menjadi ikon sebagai penyesat umat.

Dan sebaliknya, justru pembela dan pejuang Islam itu munculnya dari jebolan Amerika, Eropa dan Jepang. Labelnya memang bukan ahli agama, tapi hatinya dipenuhi sinar hidayah yang bisa memancar kepada lingkungan sekitarnya.

Terimalah hidayah, karena ia ada di manapun, sekalipun di atas ranjang Fir'aun. Dan buanglah kesesatan, karena ia selalu mengintai, sekalipun di kamar seorang rasul.

Hidayah tidak bergantung kepada tinggi rendahnya ilmu, tapi kepada kebersihan dan kesiapan hati yang mau menampungnya.

Tidak perlu bangga dengan ketinggian ilmu dan merasa remeh atas kesederhanaan pengetahuan. Kita tidak tahu, hati yang mana lebih dekat kepada Allah dan dicintai-Nya.

Ya Allah, teguhkanlah kami di atas jalan yang lurus.

hasil copas dr fb ust ZA

Selasa, 01 Oktober 2013

Dengan alasan apakah kita tinggalkan dakwah

Dengan alasan apakah kita tinggalkan dakwah

Dakwah sebuah kata yang seakan hanya diwajibkan khusus para nabi, ulama, ustadz, kiyai. Dakwah berarti menyeru kepada yang ma'ruf (baik) dan mencegah dari yang munkar (buruk). Kewajiban ini tak hanya bagi sebagian muslim, akan tetapi seluruh kaum muslim. Seiring dengan berjalannya waktu kapitalisme telah menggilas pemikiran manusia hingga ke akar-akarnya. Sesuatu yang wajib dalam  kacamata syariat Islam, namun dalam pandangan manusia seakan mubah bahkan karena demokrasi yang akut wajib menjadi haram.Demikian juga dakwah yang menjadi kewajiban, seakan menjadi aktivitas yang tak lagi wajib. Buktinya, manusia lebih sibuk bekerja dan mengabaikan dakwah. Bahkan ada pula seharian full bekerja, namun tak ada waktu untuk salat. naudzubillah
Hidup di zaman kapitalisme memang susah, ketaatan manusia tiada kontrol negara. Hidup serba bebas semau gue........bersambung

pembahasan: kerja, keluarga, badan sehat,....0.43am my lepi...