DENGAN ILMU KU MELANGKAH KE SURGA
Pada
diri seorang muslim, senantiasa terikat dengan aturan Islam, bukan aturan
selainnya. Standart yang digunakan adalah halal dan haram. Untuk mengetahui
sesuatu tersebut halal ataukah haram membutuhkan ilmu. Menuntut ilmu merupakan
kewajiban pada diri muslim.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Menuntut
ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim. [HR. Ibnu Majah, no:224,
dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani di dalam Shahih Ibni Majah]
Firman
Allah SWT dalam surat Mujadalah 11 yang artinya Allah meninggikan derajat orang beriman dan berilmu beberapa derajat.
Kebodohan
adalah salah satu sebab utama seseorang terjerumus ke dalam kemaksiatan dan
kefasikan, bahkan ke dalam kemusyrikan atau kekafiran. Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah berkata: “Kebaikan anak Adam adalah dengan iman dan amal
shalih, dan tidaklah mengeluarkan mereka dari kebaikan, kecuali dua perkara: Pertama: Kebodohan, kebalikan dari ilmu,
sehingga orang-orangnya akan menjadi sesat.
Kedua: Mengikuti hawa-nafsu dan syahwat, yang keduanya ada di dalam jiwa.
Sehingga orang-orang akan mengikuti hawa-nafsu dan dimurkai (oleh Allah)”.
(Majmu’ Fatawa 15/242)
Demikian
juga orang-orang yang beribadah kepada Allah dengan kebodohan, maka
sesungguhnya mereka lebih banyak merusak daripada membangun! Sebagaimana
dikatakan oleh sebagian Salafush Shalih: Barangsiapa
beribadah kepada Allah dengan kebodohan, dia telah membuat kerusakan lebih
banyak daripada membuat kebaikan. (Majmu’ Fatawa 25/281)
KEWAJIBAN
MENUNTUT ILMU
Oleh
karena bahaya penyakit kebodohan yang begitu besar, maka agama memberikan resep
obat untuk menghilangkan penyakit tersebut. Yaitu mewajibkan para pemeluknya
untuk menuntut ilmu.
Demikian
juga Alloh Ta’ala memerintahkan kepada umat untuk bertanya kepada ulama mereka.
Firman Alloh:
Maka
tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.
(QS. 21:7)
YANG
DIMAKSUD DENGAN ILMU
Yang
dimaksudkan ilmu di sini adalah ilmu syar’i, ilmu yang diwahyukan Allah kepada
Rasul-Nya, dan diwariskan kepada para ulama pewaris para Nabi.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Barangsiapa
meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya –dengan hal itu- Allah jalankan
dia di atas jalan di antara jalan-jalan surga. Dan sesungguhnya para malaikat
membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi (pencari
ilmu agama). Dan sesungguhnya seorang ‘alim itu dimintakan ampun oleh siapa
saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air. Dan
sesungguhnya keutamaan seorang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan
purnama daripada seluruh bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama itu
pewaris para Nabi. Para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi
mewariskan ilmu. Baramngsiapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian
yang banyak. [HR. Abu Dawud no:3641, dan ini lafazhnya; Tirmidzi no:3641; Ibnu
Majah no: 223; Ahmad 4/196; Darimi no: 1/98. Dihasankan Syeikh Salim Al-Hilali
di dalam Bahjatun Nazhirin 2/470, hadits no: 1388]
Marilah kita perhatikan hadits yang agung ini.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan keutamaan menuntut
ilmu pada awal kalimat, dan keutamaan ‘alim (orang yang berilmu) pada
pertengahan kalimat, lalu pada akhir kalimat beliau n menjelaskan bahwa ilmu
yang dimaksudkan adalah ilmu yang diwariskan para Nabi, yaitu ilmu agama yang
haq!
Syeikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata: “Telah diketahui bahwa
ilmu yang diwariskan oleh para Nabi adalah ilmu syari’at Allah ‘Azza wa Jalla,
bukan lainnya. Sehinga para Nabi tidaklah mewariskan ilmu tekhnologi dan yang
berkaitan dengannya kepada manusia.” [Kitabul ilmi, hal: 11, karya Syeikh
Al-Utsaimin]
Ini
bukan berarti bahwa ilmu dunia itu terlarang atau tidak berfaedah. Bahkan ilmu
dunia yang dibutuhkan oleh umat juga perlu dipelajari dengan niat yang baik.
Beliau
juga berkata: “Yang kami maksudkan adalah ilmu syar’i, yaitu: ilmu yang yang
diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, yang berupa penjelasan-penjelasan dan
petunjuk. Maka ilmu yang mendapatkan pujian dan sanjungan hanyalah ilmu wahyu,
ilmu yang diturunkan oleh Allah”. [Kitabul ilmi, hal: 11, karya Syeikh
Al-Utsaimin]
Inilah
kewajiban kita, kaum muslimin, baik terpelajar atau awam. Kita wajib mengetahui
dan memahami apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan apa-apa yang Dia larang.
KEUTAMAAN
MENUNTUT ILMU
Sesungguhnya
keutamaan menuntut ilmu sangat banyak, di sini cukuplah kami sebutkan beberapa
faedah dari hadits di atas yang telah kami sampaikan:
1.
Allah memudahkan jalan
ke sorga bagi orang yang menuntut ilmu.
2.
Malaikat membentangkan
sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi.
3.
Seorang ‘alim
dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh
ikan-ikan di dalam air.
4.
Keutamaan seorang
‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh
bintang-bintang.
5.
Para ulama itu pewaris
para Nabi.
Al Ghazzali berkata :
Agama tidak teratur kecuali dengan teraturnya dunia, karena sesungguhnya dunia itu adalah ladang akhirat. Dunia adalah alat yang menyampaikan kepada Allah ‘Azza wa Jalla bagi orang yang mengambilnya (dunia) sebagai alat dan persinggahan, bukan bagi orang yang menjadikannya sebagai tempat menetap dan tanah air.
Semoga Alloh memberikan semangat kepada kita semua untuk menuntut ilmu agama dan mengamalkannya, sehingga meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.
Agama tidak teratur kecuali dengan teraturnya dunia, karena sesungguhnya dunia itu adalah ladang akhirat. Dunia adalah alat yang menyampaikan kepada Allah ‘Azza wa Jalla bagi orang yang mengambilnya (dunia) sebagai alat dan persinggahan, bukan bagi orang yang menjadikannya sebagai tempat menetap dan tanah air.
Semoga Alloh memberikan semangat kepada kita semua untuk menuntut ilmu agama dan mengamalkannya, sehingga meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.
Imam
Ali lebih memilih ilmu daripada harta
Dengan
ilmu kita bisa cari harta, belum tentu dengan harta kita bisa mencari ilmu
Jika ilmu diberikan kepada orang lain akan semakin
mantab, lain halnya dengan harta, makin diberikan kepada orang makin berkurang
Harta
kita yang menjaga, tapi ilmu dia menjagamu
Banyak harta makin makin bingung menjaganya, makin banyak
ilmu, makin terjaga kepribadian
Ilmu lebih utama daripada Harta ==== KH Zainuddin
MZ=========
By: Liya Y (Anna Mujahidah Mumtazah)
UKKI on air 16 januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar