Seperti mencari emas dalam tumpukan jerami. Sangat sulit dan
sedikit. Mungkin itulah perumpamaan mencari orang jujur pada masa akhir zaman
ini. Tidak sedikit kita mendapati berita
kecurangan yang terjadi saat ujian. Seakan nilai kejujuran sirna tak bersisa. Betapa banyak kita jumpai
anak didik yang mendapat bocoran jawaban ujian terlepas apakah jawaban benar
ataukah salah. Di sisi lain praktik korupsi, kolusi dan nepotisme masih menjamur
di masyarakat. Meski sulitnya mencari kejujuran di tengah hiruk pikuk aktivitas
masyarakat, namun masih dapat dijumpai sebuah sekolah favorit yang menanamkan
kejujuran kepada anak didiknya. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun saat
ulangan/ujian.
Di awal tahun ajaran baru ini ada yang berbeda dari sebelumnya.
Setiap hari Senin saat melaksanakan upacara bendera, sekolah dihimbau untuk
membacakan ikrar kejujuran. Diantara isi ikrar tersebut adalah “Kami warga
pendidikan Kabupaten Bojonegoro berikrar 1. Bertekad membangun semangat
kejujuran dengan berperilaku, bersikap dan berkata-kata yang selalu kami
landasi nilai-nilai kejujuran, 2. Bertekad membangun kejujuran dengan dimulai
dari diri sendiri, mengajak para pihak jujur dalan segala urusan kehidupan, 3.
Bertekad meraih sukses dengan kejujuran dan bertekad meninggalkan ketidakjujuran.
Sekolah sebagai tempat pendidikan bagi anak, diharapkan mampu menjadi pelopor
semangat kejujuran dan dari adanya ikrar ini diharapkan mampu mengantarkan anak
didik menuju gerbang kesuksesan.
Kejujuran merupakan bagian dari akhlak mulia. Menurut KBBI, kata
"jujur" berarti lurus hati, tidak berbohong (misal dengan
berkata apa adanya), tidak curang. Sedangkan "kejujuran" berarti
sifat (keadaan) jujur, ketulusan (hati), kelurusan (hati). Allah berfirman dalam
Al-Qur'an Surat Al Ahzab ayat 70 yang Artinya: “Wahai orang-orang yang
beriman, Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
Mengucapkan kata yang benar adalah perintah Allah. Ketidakjujuran hanya akan
mendatangkan mudarat. Saat kejujuran diabaikan, dan kecurangan mendapat angin
segar, kursi jabatan diduduki oleh mereka yang tidak expert, maka yang
terjadi adalah kehancuran. Sebagaimana sabda Rasul: “Apabila suatu urusan
diserahkan kepada orang bukan ahlinya maka kehancuranlah yang akan datang.” (HR.
Imam Muslim no. 59)
Jujur, sebuah akhlak mulia yang mampu mengantarkan masyarakat
menjadi masyarakat yang berkemajuan. Dengan sifat jujur, seorang anak didik
akan belajar sungguh-sungguh karena untuk mencapai kelulusan dengan hasil
optimal ditentukan oleh kesungguhannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Anak
didik tidak lagi mengandalkan bocoran jawaban, namun mengandalkan akalnya
sendiri untuk menuju kelulusan.
Sebagian besar masyarakat kita adalah muslim. Islam memerintahkan
umatnya untuk bersikap jujur. Bukan karena kejujuran itu sendiri akan tetapi
karena landasan iman kepada Allah dan ketakwaan kepada Allah serta ketakutan
yang tinggi kepada Allah. Saat bersikap jujur namun salah dalam berniat maka
tiada artinya. Layaknya tanah yang menempel pada sebuah batu lalu tersiram oleh
air hujan, tiada tersisa sama sekali. Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah
264 “Orang-orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan ia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu dia bersih (tidak bertanah).”
Di samping itu, Islam membatasi tiga
hal diperbolehkannya berbohong. Pertama, mendamaikan dua orang yang berselisih.
Rasul berpesan “Bukan
seorang pendusta, orang yang berbohong untuk mendamaikan antar-sesama manusia.
Dia menumbuhkan
kebaikan atau mengatakan kebaikan.” (HR.
Bukhari dan Muslim). Kedua, berbohong dalam strategi berperang dengan musuh.
Ketiga, Berbohong saat nyawa menjadi taruhan. Sebagaimana kisah yang terjadi
masa silam. Amr bin Yasir mendapat siksaan yang sangat pedih sehingga tanpa
tersadar ia terpaksa mengaku kembali menyembah
berhala. Saat dia disiksa bersama keluarganya sehingga ibunya Sumayyah mati ditangan
orang kafir karena mempertahankan akidah. Rasulullah SAW ketika itu belum
memiliki kekuatan sehingga hanya mampu berucap “Sabarlah keluarga Yasir
bagimu surga di sana” dan ketika ditanya mengenai kedudukan Ammar, beliau
menyatakan bahwa Ammar tetap terpelihara akidahnya karena dia dipaksakan dan
hal itu di luar keinginan hatinya.
Dalam hal bercanda, kaum muslim juga dituntut untuk menanggalkan
kebohongan. Jangan pernah ada dusta meski bercanda. Abu Hurairah menceritakan,
para sahabat bertanya kepada Rasulullah: “Wahai, Rasulullah! Apakah engkau
juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah menjawab: “Betul, hanya saja
aku selalu berkata benar.” Rasul juga berpesan, “Celakalah
seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia,
celakalah ia.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Kejujuran adalah kewajiban seluruh kaum muslim. Jika anak didik
dituntut untuk jujur dalam segala hal, tentunya seorang muslim lainnya juga
tidak boleh menanggalkan kejujuran. Dengan ikrar kejujuran semoga menjadikan
generasi yang taat, generasi sukses menuju masyarakat berkemajuan. Namun
lingkungan selain sekolah juga mempengaruhi sikap anak didik. Seperti
lingkungan masyarakat, rumah dan lainnya. Jika di sekolah anak terdidik untuk
jujur, di rumah jujur namun di lingkungan masyarakat terdapat ketidakjujuran,
bisa jadi seorang anak akan mengimitasi apa yang ada di lingkungan
masyarakat. Diharapkan dengan memegang erat kejujuran pada semua elemen, akan
menjadikan masyarakat berkemajuan. Seorang ilmuwan yang dipilih benar-benar
ilmuwan yang expert di bidangnya, seorang pejabat yang menduduki kursi jabatan/pegawai
yang menangani sebuah instansi benar-benar yang expert di dalamnya. Tentunya
kejujuran yang dilakukan bukan karena yang lain namun niat yang benar karena
mengharapkan keridaan Allah. Selain kejujuran dalam bersikap, tentunya seorang
muslim juga menyadari pentingnya kejujuran menyadari diri. Bahwa manusia adalah
makhluk yang lemah, tidaklah layak untuk membuat aturan sendiri, namun
senantiasa berpegang teguh kepada Al Quran dan sunah. Allahu A’lam. Sumber: Radar Bojonegoro, 9 Agustus 2015 oleh AMM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar