RAMADAN
MOVE ON
Ramadan,
bulan dilipatgandakan pahala. Bulan mulia yang penuh ampunan. Di bulan ini iman
kaum muslim benar-benar teruji. Apalagi kaum muslim yang kini tinggal di
belahan bumi bagian utara yang mengalami musim panas. Bisa jadi berbuka setelah
20-22 jam menahan lapar dan dahaga serta hal lain yang mengurangi pahala
berpuasa. Kita ketahui iman seseorang terkadang naik dan terkadang pula turun. Begitu
juga dengan semangat terkadang on terkadang pula off. Adakalanya
menanjak naik, adakalanya pula turun. Move
On, sering kita mendengar kata ini. Namun apa artinya yang sebenarnya?
Dalam sebuah buku On karya trainer nasional Jamil Azzaini “Move On”
artinya bergerak, berpindah dari sebuah situasi ke situasi lainnya. Perpindahan
ke arah yang lebih tinggi, berkelas, bermartabat, alias lebih baik.
Dalam
bergerak tidak boleh melupakan tujuan dari penciptaan manusia. Adapun tujuan
penciptaan manusia sebagaimana firman Allah dalam surat Ad Dzariyat 56 "dan
tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembahku".
Bergerak, tentunya memiliki tujuan yang jelas, bukan hanya kesana kemari tanpa
makna. Ramadan, moment yang tepat untuk bergerak (Move On) menuju ke
arah yang lebih baik dan semakin baik. Moment tepat menuju taat. Jika di bulan
biasanya terasa berat untuk menahan lapar dan haus kini ramadan kita paksakan mampu menahannya hingga bedug tiba
(terbenamnya matahari). Jika selain bulan ramadan terasa berat meninggalkan ghibah,
kini ramadan ghibah itu tak lagi ada. Jika selain ramadan terasa berat
dan sejuta alasan untuk menutup aurat, kini ramadan siap sedia kenakan pakaian
syar’i. Jika selain ramadan kita masih memilah dan memilih aturan Islam, kini
saatnya sami’na waatha’na. Cukuplah menjadi pengingat diri Firman Allah
dalam Surat Al Baqarah 183, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa”. Diharapkan goal dari ramadan (puasa) ini adalah
ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Mereka
yang sukses adalah mereka yang mempunyai visi dan selalu berkomitmen pada visi,
tidak sedikit mereka ditertawakan oleh kawan, lawan dan lingkungan mereka,
namun mereka tetap pada visinya. Karena baginya hidup sekali akan rugi berkali-kali
jika kehidupan ini hanya sekedar mengalir layaknya air. Jika seorang EO akan
mengadakan sebuah acara sehari sampai tiga hari, demi kesuksesan acara maka
dibuatlah proposal. Lalu, bagaimana dengan ramadan ini, sudahkah kita membuat
proposal spesial untuk ramadan? Teringat sebuah pesan dari inspirator “Gagal
merencanakan sama halnya dengan merencanakan kegagalan”. Sungguh
disayangkan jika ramadan yang memiliki peluang besar untuk gapai rida Allah
dengan balasan surga-Nya tersiakan oleh aktivitas yang melenakan. Agar ramadan
benar-benar hidup tentunya sebagai seorang muslim yang mendambakan keridaan
Allah bersiap dan tidak enggan untuk menyusun target pencapaian di ramadan ini.
Setelah target pencapaian itu disusun, tak elok jika hanya dibiarkan saja tanpa
action. Karena planing saja tidaklah cukup, namun butuh action. Selain
itu jika target itu tak mampu kita lakukan sendiri dan butuh orang lain maka
saatnya melakukan collaburation (kerja sama) dengan pihak yang
berkompeten di bidangnya. Saatnya bersiap melaksakan visi dan semoga Allah
mewujudkan visi kita serta ramadan berbuah takwa. Aamiin. Allahu A’lam. Dimuat di Radar Bojonegoro, Ramadan 1436 H/ 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar