IRONI PELAYANAN KESEHATAN

IRONI PELAYANAN KESEHATAN
LOMBA MENULIS BLOG FPKR

Jumat, 08 November 2013

SAAT NIKMAT ITU TERCABUT

Dunia semakin modern. Perkembangan IPTEK kian berkembang pesat. Hanya dalam hitungan detik mampu berkomunikasi dengan manusia lain seantero jagad. Terkadang berjumpa dengan sahabat dalam satu kota berawal dari dumay (FB, twitter dan jejaring sosial lainnya). Begitu juga dengan perkenalanku dengan seorang sahabat FB yang juga dalam satu kota, katakanlah Fulanah namanya. Kopdar pun berlanjut saat ia pulang dari kampus tempat ia menimba ilmu.
Wajahnya begitu berseri saat perjumpaan itu. Seakan kami sudah saling kenal lama. Hari berganti hari, sms, telp, PM biasa kami lakukan untuk tanya kabar dan lainnya. Tiada terasa tiba-tiba baru ku sadari ternyata lama tak ada status dari Fulanah yang nongol di berandaku. SMS nya pun tak ada yang masuk ke HP ku. Ku cek di dinding FB nya lama pula ia tak menulis status. Diri bertanya dalam hati, "ada apa dengan adik Fulanah ya? Sudah lulus belum kuliahnya? Rasanya lama banget tak ada kabar". Untuk mengobati penasaran tersebut, kebetulan kenal dengan saudari yang sekampus dengannya yang kebetulan adik kelasnya lumayan jauh. Info darinya katanya Fulanah lagi sakit, lama tiada kuliah. Hati semakin penasaran dan khawatir. Biarpun hanya sekali bertemu, namun ikatan akidah telah mampu membuat ikut merasakan apa yang ia rasakan.Segera sms ku kirimkan ke nomornya yang sempat ku simpan di HP, ku miscal aktif, namun tiada balasan sms saat ku tanya kabarnya.
Semakin penasaran apa kiranya yang terjadi dengan saudari ini. Kutanya ke sahabat lain yang juga satu kota katanya sakit hingga Fulanah tak mampu lagi berjalan. Hati semakin iba. Akhirnya Jumat siang 8 November 2013 ku berkunjung ke rumahnya. Ditemui kakak perempuan dan ibunya, mereka mengarahkanku ke kamar. Kudapatinya Fulanah terbaring di kamarnya. Benar yang dikata sahabat bahwa dia tak lagi bisa berjalan. Ya Allah ingin ku menangis, namun tak mungkin menangis di hadapan Fulanah.
Dialog antara aku dengan Fulanah pun mengalir. Ku tampakkan wajah dengan senyum, meski hati merasa sedih melihat kondisinya. Alhamdulillah tampak senyum manis dari bibirnya, meski ada sakit di badannya. Saat kutanya kudapati kronologinya demikian, ia terjatuh saat mengendarai sepeda motor (baru bisa naik sepeda motor), jatuh dan masuk sungai kecil, dan dalam posisi duduk. Rasa nyeri beberapa waktu (hitungan bulan) dan masih mampu kesana kemari, rumah-kampus di luar kota yang menempuh perjalanan sekita 6 jam masih mampu ia tempuh.Beberapa bulan kemudian rasa nyeri semakin menjadi-jadi hingga dirujuklah ia ke rumah sakit daerah sekitar 10 hari. Namun tiada disangka Allah mengujinya hingga harus seharian di kamar. Dipakai duduk nyeri, berjalan juga tak mampu lagi. Menurut keterangan ada masalah di tulang ekor dan pinggang.
Saat nikmat tercabut, manusia tiada mampu lagi melakukan ini dan itu. Hanya mampu berbekal kesabaran, tawakkal, berusaha berobat. Saat nikmat itu melimpah terkadang jarang kita syukuri, lupa akan nikmat Ilahi. Nikmat yang diberi begitu banyaknya hingga tak mampu lagi diri menghitungnya. Namun aktivitas terkadang minim manfaat. Ampuni kami ya Rabb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar