Jumat, 15 November 2013
SIAPA MUSTAFA KEMAL ATTARTUK?
Hinanya Kematian Mustafa Kemal Attatürk yang Dikenal sebagai ‘Bapak
Modernisasi Turki’ dari perspektif Barat, dia sebenarnya adalah tokoh
yang meng’sekuler’kan dan ‘membunuh’
syiar Islam di Turki. Siapa lagi jika bukan Mustafa Kemal Attatürk yang
diberi gelar Al-Ghazi (orang yang memerangi). "Attatürk" berarti "Bapak
Orang Turki". Attatürk adalah orang yang bertanggung jawab meruntuhkan
Khilafah Islam Turki pada tahun 1924. H.S. Armstrong, salah seorang
pembantu Attatürk dalam bukunya yang berjudul Al-Zi’bu Al-Aghbar atau
Al-Hayah Al-Khasah Li Taghiyyah telah menulis: "Sesungguhnya Attatürk
adalah keturunan Yahudi, nenek moyangnya adalah Yahudi yang pindah dari
Spanyol ke pelabuhan Salonika". Golongan Yahudi ini dinamakan dengan
Yahudi "Daunamah" yang terdiri dari 600 keluarga. Mereka mengaku
beragama Islam hanya sebagai identitas, tetapi masih menganut agama
Yahudi secara diam-diam. Ini diakui sendiri oleh bekas Presiden Israel,
Yitzak Zifi, dalam bukunya Daunamah terbitan tahun 1957. Attatürk
mengubah ucapan Assalamualaikum menjadi Marhaban Bikum (Selamat Datang),
melarang menggunakan busana Islam dan sebaliknya mewajibkan memakai
pakaian ala Barat. Dalam tempo beberapa tahun saja, dia berhasil
menghapuskan perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha serta
melarang kaum muslim menunaikan ibadah Haji, melarang poligami dan
melegalkan perkawinan wanita muslim dengan non muslim. Dia membatalkan
libur pada hari Jum'at, melarang adzan dalam bahasa Arab dan
menggantinya dengan bahasa Turki. Tindakan yang dilakukan oleh Attatürk
ini nyata sekali telah memisahkan budaya Turki dari akar agama Islam dan
menghapuskan Islam sebagai agama resmi negara Turki. Attatürk berusaha
keras untuk menghancurkan para penentangnya. Dia membakar
majelis-majelis, menangkap para pimpinan majelis dan juga mengawasi para
ulama. Attatürk pernah menegaskan bahwa “negara tidak akan maju kalau
rakyatnya tidak cenderung kepada pakaian modern”. Dia menggalakkan minum
arak secara terbuka, mengubah Al-Quran yang kemudian dicetak dalam
bahasa Turki. Bahasa Turki sendiri diubah dengan membuang unsur-unsur
Arab dan Parsi. Attatürk mengubah Masjid Besar Aya Sofia menjadi gereja
dan setengahnya untuk musium, menutup masjid serta melarang shalat
berjamaah, menghapuskan Kementerian Wakaf dan membiarkan anak-anak yatim
dan fakir miskin. Dia membatalkan undang-undang waris, faraid secara
Islam, menghapus penggunaan kalendar Islam dan mengganti huruf Arab ke
dalam huruf Latin. Attatürk mengganggap dirinya tuhan sama seperti
firaun. Ketika itu ada seorang prajurit ditanya “siapa tuhan dan di mana
tuhan tinggal?” karena takut, prajurit tersebut menjawab "Kemal
Attatürk adalah tuhan”, dia tersenyum dan bangga dengan jawaban yang
diberikan. Saat-saat menjelang kematiannya, Allah mendatangkan kepadanya
beberapa penyakit yang membuatnya tersiksa dan tak dapat menanggung
azab yang Allah berikan di dunia, diantaranya penyakit kulit dimana dia
merasakan gatal di sekujur tubuh. Dia juga menderita penyakit jantung
dan darah tinggi. Kemudian rasa panas sepanjang hari, tidak pernah
merasa sejuk sehingga pompa air dikerahkan untuk menyirami rumahnya
selama 24 jam. Attatürk juga menyuruh para pembantunya untuk meletakkan
kantong-kantong es di dalam selimut untuk membuatnya sejuk. Maha Suci
Allah, walau telah berusaha keras, tidak ada yang dapat mereka lakukan
untuk mengusir rasa panas itu. Oleh karena tidak tahan dengan panas yang
dirasakan, dia menjerit sangat keras hingga seluruh istana
mendengarnya. Karena tidak tahan mendengar jeritan, para pembantunya
membawa Attatürk ke tengah lautan dan diletakkan dalam kapal dengan
harapan beliau akan merasa sejuk. Maha Besar Allah, panasnya tak juga
hilang!! Pada 26 September 1938, dia pingsan selama 48 jam disebabkan
panas yang dirasakannya dan kemudian sadar tetapi dia hilang ingatan.
Pada 9 November 1938, dia pingsan sekali lagi selama 36 jam dan akhirnya
meninggal dunia. Ketika itu tidak ada yang mau mengurus jenazahnya
sesuai syariat. Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik
perempuannya datang meminta ulama-ulama Turki untuk memandikan,
mengkafankan dan menshalatkannya. Tidak cukup sampai disitu, Allah
tunjukkan lagi azab ketika mayatnya akan dimakamkan. Sewaktu mayatnya
hendak ditanam, tanah tidak menerimanya (tak dapat dibayangkan bagaimana
jika tanah tidak menerimanya). Karena tidak diterima tanah, mayatnya
diawetkan sekali lagi dan dimasukkan ke dalam musium yang diberi nama
EtnaGrafi selama 15 tahun hingga tahun 1953. Setelah 15 tahun mayatnya
hendak dikuburkan kembali, tapi Allah Maha Agung, bumi sekali lagi tak
menerimanya. Sampai akhirnya mayat Attaturk dibawa ke satu bukit dan
disimpan dalam celah-celah marmer seberat 44 ton. Lebih menyedihkan
lagi, ulama-ulama yang sezaman dengan Attatürk mengatakan bahwa
jangankan bumi Turki, seluruh bumi Allah ini tidak akan menerimanya.
Naudzubillah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar