ABU JAHAL
Suatu kali Abu Jahal ditanya oleh rekan-rekannya sesama pemuka Quraisy Jahiliyah:
Rekan Abu Jahal: Wahai Abu Jahal, apakah benar kalau Muhammad itu seorang pembohong?
Abu Jahal: (Dengan agak emosi) Apa-apaan kalian? Tidak pernah Muhammad itu berbohong sedikitpun.
Rekan Abu Jahal: (Dengan penuh keheranan) Lalu kenapa kamu memusuhinya?
Abu Jahal: (Dengan nada prihatin) Semenjak dulu kita bersaing berebut
pengaruh dengan Bani Hasyim (suku Rasulullah). Mereka memberi makan
fakir miskin, kita lakukan hal yang sama. Mereka membantu orang yang
susah, kita juga ikut membantu. Mereka menebar kebaikan, kita juga
menebar kebaikan. Sekarang Allah menurunkan wahyu dari langit kepada
mereka, apalagi bagian untuk kita Bani Makhzum (suku Abu Jahal)?
Tanpa dapat mengingkari keutamaan, kelebihan dan kebaikan budi pekerti,
serta kebenaran dakwah Rasulullah, akhirnya Abu Jahar terpaksa buka
kartu pribadinya. Sebenarnya tidak ada masalah dengan Rasulullah, dan
dia akui hal itu. Masalahnya ada pada dirinya sendiri, yaitu kedengkian
dan kebencian yang sudah sampai keubun-ubun yang membuat hidayah
terhalang masuk ke dalam hatinya.
Allah menguatkan tentang apa yang berada di dalam hati Abu Jahal itu:
"Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu
menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka
sebenarnya bukan mendustakanmu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu
mengingkari ayat-ayat Allah". (Al An'am: 33)
Pada hakikatnya
Abu Jahal bukan memusuhi Rasulullah, tapi dia menentang Allah.
Seolah-olah ia berkata: "Ya Allah, kenapa nikmat-Mu diturunkan kepada
keluarga Muhammad saja, aku lebih berhak untuk itu".
Pelajaran:
1. Jangan ada rasa iri, hasad, dengki dan dendam kepada orang lain atau
kelompok lain, karena itu bisa menyumbat aliran hidayah ke hati. Hanya
Allah yang berhak membagi-bagikan nikmat kepada siapa yang dia
kehendaki, sesuai dengan hikmah yang Dia ketahui. Tadabburi Az Zukhruf:
32.
Andaikan Abu Jahal mau sedikit merendahkan hati, Allah akan
memasukkan hidayah ke dalam hatinya. Dan Abu Jahal akan menjadi
orang-orang yang tidak akan kalah kelasnya dari Umar bin Khattab, karena
dia sebenarnya orang yang cerdas dan memiliki sifat-sifat utama sebagai
pemimpin.
Namun karena kekerasan hatinya, ia rela untuk
menjadi orang yang hina dina, yang akan menghuni neraka Jahannam untuk
selama-lamanya.
2. Jangan berbuat kebaikan karena ingin berebut
pengaruh di depan manusia, karena suatu saat Allah akan tampakkan apa
yang tersembunyi di dalam hati itu. Begitu juga dalam dakwah dan
menyebarkan agama ini.
Ya Allah, cabutlah sifat ghil (segala bentuk hasad dan benci) serta dendam dari dada kami kepada siapapun.
(Serial pembersihan hati dari iri, hasad, dengki dan dendam) Copas dr status ust Zulfi Akmal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar