IRONI PELAYANAN KESEHATAN

IRONI PELAYANAN KESEHATAN
LOMBA MENULIS BLOG FPKR

Selasa, 20 Agustus 2013

"BELAJAR DARI SYAIKH SAYYID QUTHB"

BELAJAR DARI SYAIKH SAYYID QUTHB
Peristiwa terakhir dalam kehidupan Sayyid Quthb di pengadilan sebelum beliau menemui kesyahidan di tiang gantungan. Pendirian yang sangat luar biasa. Sangat mengesankan:

- Seorang polisi mendatangi beliau di tengah-tengah persidangan, lalu ia bertanya:

Ya Syaikh! Apa makna dari kalimat "syahid"?

Beliau menjawab tanpa ragu: Syahid maknanya seseorang bersaksi bahwa syari'at Allah lebih mahal baginya dari pada nyawanya.

Setelah selesai persidangan salah seorang anggota Ikhwanul Muslimin berkata kepada beliau: "Kenapa engkau berkata begitu terus terang di pengadilan yang punya kuasa terhadap lehermu"?

Beliau menjawab: Karena bersilat lidah tidak boleh dalam masalah aqidah, dan seorang pimpinan tidak boleh mengambil "rukhshah" (kemudahan)

Setelah itu Jamal Abdul Nasher betul-betul menjatuhkan hukuman mati buat beliau.

Tatkala beliau mendengar itu ia berkata:

"Alhamdulillah, aku sudah berbuat selama 15 tahun demi memperoleh syahadah".

Selanjutnya intel perang berusaha menggoyahkan prinsipnya dengan berbagai cara, namun mereka semua bagaikan berhadapan dengan gunung batu yang tak tergoyahkan.

Mereka mengajukan tawaran sebagai imbalan untuk membebaskan beliau dari hukuman, dengan tegas beliau menjawab:

"Orang semacam aku akan mengajukan keberatan beramal bersama Allah?"

Kemudian mereka menawarkan untuk menuliskan kalimat untuk minta dikasihani oleh Jamal Abdul Nasher.

Lagi-lagi ia mengatakan kalimat yang ditulis oleh tinta emas sejarah:

"Sesungguhnya telunjuk yang bersaksi bahwa Allah itu Esa 5 kali sehari semalam menolak untuk menuliskan huruf yang mengakui pemerintahan tughat (kejam).

Kenapa aku harus minta belas kasihan ???

Jika aku dipenjarakan karena kebenaran, maka aku rela menerima hukum yang benar....

dan jika aku dipenjarakan karena kebatilan, aku lebih mulia dari pada mengemis kasih kepada kebatilan".

Beberapa saat sebelum hukuman gantung dilaksanakan beliau didatangi oleh seorang polisi meminta beliau menuliskan pesan kepada Jamal Abdul Nasher, wartawan dan kantor pemberitaan yang hanya satu kalimat supaya ia dibebaskan.

Bunyi kalimatnya seperti ini: "Aku sudah bersalah dan aku minta maaf".

Beliau tersenyum dan berkata dengan ketenangan yang luar biasa: "Tidak akan pernah, sekali-kali aku tidak akan membeli kehidupan yang hina ini dengan kedustaan yang tidak akan abadi".

Polisi itu berkata kepada beliau: "Tapi ini permasalahannya kematian wahai Sayyid".

Beliau menjawab: "Selamat datang wahai kematian di jalan Allah. Lakukan lah apa saja yang kalian inginkan".

Setelah beliau melaksanakan shalat subuh, beliau digiring ke tiang gantungan untuk pelaksanaan eksekusi mati...

Tiba-tiba datang salah seorang syekh dari al Azhar mengajari beliau mengucapkan dua kalimat syahadat.

Ia berkata: Ucapkanlah bersamaku wahai Sayyid......

Beliau langsung memotong perkataan syekh itu.....

"Sungguh malang kamu...Sampai-sampai orang sepertimu ikut juga meramaikan sandiwara ini.

Aku digiring ke tiang gantungan untuk menemui kematian demi menegakkan kalimat "Lailaha illallah", sementara kamu datang untuk mencari sampah-sampah makanan dengan kalimat "Lailaha illallah".

Kemudian beliau tersenyum sambil mengulang-ulang dua kalimat syahadat.

Selanjutnya Malaikat mengantar ruhnya ke langit penuh kemuliaan, insyaallah.

Semoga rahmat Allah selalu meliputi beliau dengan di alam keabadian.


Hasil copas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar