IRONI PELAYANAN KESEHATAN

IRONI PELAYANAN KESEHATAN
LOMBA MENULIS BLOG FPKR

Selasa, 27 Agustus 2013

KENANGAN INDAH

Di riwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya bahwa pada suatu kali dihidangkan makanan di hadapan Abdurrahman bin Auf (salah seorang dari 10 orang shahabat Nabi yang dijamin masuk surga) untuk berbuka puasa. Ketika itu beliau sudah menginjak usia lanjut. Tiba-tiba beliau terkenang perjuangan masa mudanya bersama Rasulullah dan shahabat-shahabatnya, lalu beliau berkata: “Mush’ab bin Umair orang yang lebih baik dariku terbunuh di perang Uhud dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, ia hanya dikafani dengan selembar kain yang apabila ditutupkan ke arah kepalanya akan terbuka kakinya dan bila ditutupkan ke arah kakinya akan terbuka kepalanya. Hamzah juga lebih baik dari pada diriku, ia juga terbunuh di perang Uhud, sementara mereka berdua belum mencicipi nikmatnya perjuangan ini.

Kemudian dihamparkan dunia ini untuk kita, sehingga kita bisa hidup dalam keadaan mewah. Aku betul-betul khawatir kalau-kalau ini semua adalah kebaikan yang disegerakan oleh Allah untuk kita di dunia ini, sehingga tidak ada lagi bagian untuk kita di akhirat nanti”. Kemudian beliau menangis tersedu-sedu sampai meninggalkan makanan yang sudah dihidangkan.

Hadits ini diulang meriwayatankannya oleh Imam Bukhari sebanyak tiga kali di dalam kitab shahihnya.

Suatu renungan dari hadits ini untuk kita:

Bila kita diberi Allah umur panjang, kira-kira apa yang akan menjadi nostalgia kita di umur 60/70-an, ketika bertemu dengan teman-teman di masa muda dulu? Atau kenangan apakah yang akan kita ingat bila teringat sahabat yang sudah lebih dulu meninggalkan kita? Atau bila kita yang sudah duluan pergi meninggalkan dunia yang fana ini, apakah kenangan orang yang tinggal terhadap diri kita?

Alangkah indahnya bila yang jadi kenangan itu adalah perjuangan yang penuh nilai kepahlawanan dan menebar manfaat di permukaan bumi ini, seperti para shahabat mengenang kepahlawanan Mush’ab bin Umair, Hamzah, Abdullah bin Jahsy, Sa’ad bin Muadz dll, semoga Allah meredhai mereka semua.

Untuk itu kita harus meninggalkan perkara yang main-main di masa muda ini. Menghindarkan segala yang berbentuk “lahwun”, kalau tidak ingin hanya mengenang hal yang “tafih/sepele” di hari tua nanti. Apalagi bila mengenang semuanya ketika membaca catatan amal di pengadilan Yang Maha Adil nanti, di mana semua perbuatan besar dan kecil dipersembahkan kepada kita. Kenangan yang akan muncul tatkala dihisab nanti.

Hari-hari kita ini hanya menggoreskan tinta kenangan untuk hari nanti. Lalu kenangan yang bagaimana yang anda sukai? Oleh karena itu goreskanlah tinta kehidupan anda sesuai kenangan yang anda inginkan.

Ya Allah, jauhkanlah kehidupan kami dari hal-hal yang main-main dan sepele. Karuniakanlah kepada kami kehidupan yang penuh arti dan manfaat serta penuh nilai kepahlawanan. 


copas dr ZA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar