JANGAN BERPUTUS ASA UJIAN YANG KITA ALAMI BELUMLAH SEBERAPA
PENAWAR HATI YANG TERLUKA
PENAMBAH SEMANGAT DI KALA PUTUS HARAPAN
SEMOGA BERMANFAAT
Karena beratnya situasi beberapa hari belakangan, sebagian kawan ada
yang mengalami "ihbathun nafs" (down kejiwaan). Untuk itu kita perlu
saling menguatkan dan saling mengingatkan. Semoga bisikan-bisikan syetan
tidak sampai menggoncang keimanan kita.
Di antara bentuk pertanyaan yang dikirimkan ke-inbox saya bunyinya begini:
Semoga Antum dan keluarga senantiasa dalam lindungan dan rahmat Allah Swt.
Jujur saya tidak sanggup lagi mencerna dengan nalar apa rencana
Allah terhadap Mesir. Mereka yang gugur, telah sampai pada pengorbanan
tertinggi. Semua jenis ujian telah mereka lalui. Difitnah, diteror,
dilecehkan, dilukai dan puncaknya : dibunuh. Saya kira semua pengorbanan
untuk membuktikan perjuangan demi agama ini telah mereka persembahkan.
Saya kira tidak ada pengorbanan yang lebih tinggi dari kematian. Nah
inilah yang membuat saya bertanya-tanya. Apakah kemenangan dan
pertolongan yang dijanjikan itu benar sudah dekat? Karena apa yang
terjadi mengisyaratkan yang sebaliknya. Harapan hampir putus. Doa seakan
tak tembus ke hadirat-Nya. Mohon pencerahan Antum.
Ungkapan perasaan ini bisa kita tanggapi dengan beberapa hal yang semoga bisa menaikkan ma'ani/ruhiyah kita:
1. Jangan sampai kondisi ini membuat kita putus asa sehingga
berburuk sangka kepada Allah. Apapun yang terjadi, itu semua atas
kehendak dan hikmah yang hanya Allah yang mengetahuinya. Dia akan
bukakan rahasia apa di balik itu asalkan kita sabar melalui dan
menunggunya sambil terus beramal.
2. Kita harus selalu
menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya untuk diuji, tidak ada selain
itu. Sekalipun kemenangan dan kejayaan diberikan Allah kepada umat ini
pada saat ini juga, apakah ujian dunia akan berhenti? Tidak, bahkan
ujian dengan kelapangan hidup jauh lebih berat dari pada ujian dengan
kesusahan, karena ia melenakan.
3. Kita ingat selalu bahwa
inilah sunah dalam berdakwah. Inilah nasip yang harus dirasakan oleh
para da'i yang ingin menegakkan kalimat "lailaha illallah" pada setiap
lini kehidupan. Bukan hanya di mesjid, akad pernikahan dan kematian
serta tempat talaqqi saja. Tapi mencakup segala aktifitas hidup dari
mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Dari adab buang air dan
menggauli istri sampai mengatur negara dan bangsa. Kalau ingin berdakwah
dengan aman tanpa gangguan, sampaikanlah sesuai dengan selera
masyarakat, niscaya kamu tidak akan pernah diganggu.
4.
Perlu kita sadari lagi bahwa apa yang kita rasakan pada hari ini
belumlah seperti yang dirasakan oleh Rasulullah dan para anbiya', serta
orang-orang sebelum kita.
Rasulullah dengan para shahabat
sampai makan daun kayu selama pemboikotan yang berlangsung 3 tahun di
Syi'ib Bani Hasyim. Sampai terluka parah di perang Uhud dan 70 shahabat
syahid. Di perang Khandak jantung para shahabat bagaikan naik sampai
ketenggorokan saking dahsyatnya ancaman kengerian dari musuh. Untuk
sekedar buang air besar saja susah. Berpuluh kali berpindah dari satu
perperangan ke perperangan lain.
Nabi-nabi sebelum beliau
tidak seorangpun yang luput dari caci maki, hinaan, fitnahan, kejahatan
dan pengusiran kaumnya. Bahkan ribuan Anbiya Bani Israil yang mati
terbunuh. Nabi Nuh 950 tahun harus bersabar baru datang pertolongan
Allah.
Orang-orang dulu berbagai macam model penyiksaan
mereka rasakan. Ada yang tubuhnya dibelah dua dengan gergaji, ada yang
disisir dagingnya dengan sisir besi, dibakar hidup-hidup dan direbus
dengan air mendidih atau digoreng dengan minyak panas.
Semua itu tidak menjadikan mereka berputus asa terhadap pertolongan
Allah. Tidak menggoyahkan keyakinan mereka. Tidak memalingkan mereka
dari kebenaran. Bahkan tidak menciutkan nyali mereka untuk menyuarakan
al haq.
Alhamdulillah, yang kita rasakan sekarang belumlah
sampai sedahsyat itu, semoga jangan sampai. Masih bisa tidur nyenyak di
atas kasur empuk, makan enak dengan menu serba lezat, buang air dengan
penuh kenyamanan, bahkan setiap hari masih sempat berhibur dan bersenda
gurau.
5. Do'a kita pasti diijabah oleh Allah, cuma pada
waktu yang dikehendaki Allah sesuai hikmah yang Dia ketahui. Bukan pada
waktu yang kita inginkan karena kita tidak tahu rahasia di balik itu.
Teruslah berdo'a, suatu saat pasti dikabulkan Allah. Dan jangan
terpengaruh dengan ejekan kalau Allah tidak mengacuhkan do'a kita.
6. Apakah pertolongan itu betul-betul sudah dekat atau hanya
sekedar hiburan? Tidak, pertolongan Allah betul-betul dekat, bahkan
sudah turun sebagiannya. Kita saja yang tidak menyadari.
Nanti kita bahas bentuk pertolongan Allah itu secara khusus.
(Bersambung)
----Sumber: status ust Zulfi Akmal----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar