IRONI PELAYANAN KESEHATAN

IRONI PELAYANAN KESEHATAN
LOMBA MENULIS BLOG FPKR

Selasa, 27 Agustus 2013

MANFAAT BERSEGERA DI JALAN KERIDHAAN

Jangan tunda-tunda, terlambat sedikit saja masuk neraka selamanya.

Dapat cerita dari seorang ustadz.

Seorang imigran Arab yang menetap di Belanda menjalani profesi di samping pebisnis, ia juga sebagai seorang da’i. Suatu kali di puncak musim dingin bertepatan hari Jum’at, badai salju melanda daerah kediamannya. Biasanya setelah menyampaikan khutbah Jum’at, beliau bersama anaknya keliling ke rumah-rumah penduduk yang berada di sekitar mesjid tempat beliau shalat jum’at. Beliau menyampaikan pesan singkat tentang Islam, baik secara lisan maupun tulisan.

Karena pada hari itu salju turun dengan derasnya, tentu saja dingin mencekam luar biasa. Oleh karena itu beliau memutuskan untuk tidak melakukan kegiatan seperti biasanya. Namun anaknya yang masih muda belia bersikukuh dengan semangat membara harus tetap keluar berdakwah. Ia mengatakan kepada ayahnya bahwa manusia setiap detik menuju neraka kalau kita tidak cepat mengingatkan dan memperkenalkan Islam kepada mereka. Tapi ayahnya tetap tidak mau.
Akhirnya, dengan kegigihan dan semangat seorang anak muda ia pergi sendirian menyebarkan buletin tentang Islam ke rumah-rumah penduduk. Tidak peduli dengan salju yang menerjang tubuhnya.

Beberapa hari setelah itu, pintu rumahnya diketuk seorang nenek tua, berumur 70-an tahun. Nenek itu menyatakan ingin masuk Islam. Allahu Akbar.

Ayah anak muda itu bertanya kepada si nenek, bagaimana anda mengenal Islam dan tertarik memeluknya, serta dari mana anda tahu kediaman kami ini?

Si nenek mengisahkan tentang dirinya:

Saya dulu hidup bahagia dengan suami saya. Kami tidak dikarunia anak, karena memang kami tidak ingin punya anak. Tapi beberapa hari yang lalu kebahagiaan kami sirna. Suami saya satu-satunya manusia yang mendampingi hidup saya meninggal dunia. Karena putus asa dengan kehidupan ini, akhirnya saya memutuskan ingin menyusulnya dengan cara bunuh diri.

Di saat saya lagi sibuk memasang tali untuk gantung diri, tiba-tiba pintu rumah saya diketuk orang dari luar.Saya jadi ragu, apakah melanjutkan bunuh diri atau menemui orang yang mengetuk pintu itu. Setelah bimbang beberapa saat, saya memutuskan untuk menemui orang itu dulu baru nanti melanjutkan bunuh diri. Dalam pikiran saya, barangkali ada pesan penting untuk terakhir kalinya yang akan ia sampaikan sebelum saya mati.

Ternyata ketika saya sampai di depan pintu orang yang mengetuk tadi sudah pergi. Barangkali ia bosan karena saya kelamaan membukakan pintu. Tapi ternyata sebelum pergi ia menyelipkan secarik kertas di bawah pintu. Dengan penuh tanda tanya saya melihat dan membaca isi kertas itu. Kata perkata dan kalimat perkalimat saya baca dengan teliti. Isinya sangat menyentuh hati, sehingga saya tertarik dengan agama dan ajaran yang disebutkan dalam kertas itu. Saya berharap, kesedihan saya bisa terobati dan saya tidak jadi bunuh diri. Untung di bawah tulisan itu ada alamat penyampai pesan, sehingga saya mudah menemukannya. Saya sekarang ingin berikrar dan menganut agama ini.

Allahu akbar, satu orang lagi selamat dari api neraka.

Mendengar penuturan nenek tua itu, ayah pemuda tadi jadi menggigil pucat dan terkesima. Coba kalau anaknya ikutan malas untuk tidak keluar menyampaikan dakwah Islam di waktu hujan salju itu, tentu nenek tua ini sudah terjun bebas ke neraka untuk selamanya. Semenjak itu mereka semakin semangat mendakwahkan Islam bagaimanapun kondisi alam. Dan nenek tua itu juga bisa menikmati hari tuanya di bawah asuhan komunitas muslim di sana. Selamatlah ia dunia dan akhirat, hidupnya berakhir dengan happy ending alias husnul khatimah. Alhamdulillahirabbil ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar